Rabu, 23 Desember 2015

Mengembalikan Kepada Sang Pemilik


Saya begitu sedih saat anak pertama saya meninggal karena sakit. Pada usia satu tahun lebih, Allah telah ‘menyapanya’ untuk bersanding denganNya. Ada perasaan rasa bersalah yang luar biasa karena tidak maksimal memberikan perawatan saat dia sakit. Perasaan menyesal juga muncul saat saya tidak mendampinginya di saat-saat terakhirnya.

Beberapa bulan setelah kematian anak pertama saya, masih begitu terngiang kuat dalam ingatan tentang lucunya tingkah lakunya. Merindukan nangisnya dan rengekan yang pada saat mengalaminya mungkin menjengkelkan. Kenangan indah-nya begitu kuat. Terkadang ada trauma kecil saat melihat baju ataupun segala asesoris yang berhubungan dengannya.

Ada perasaan tidak ikhlas dan belum bisa menerima kematian tersebut. Saya sempat mempertanyakan keadilan dari takdir Allah. Mengapa begitu cepat kami bersamanya yang hanya satu tahun itu. Mengapa anak kami yang dipanggilNya. Rasa sakit hati dan nyeri perasaan itu sungguh nyata saya rasakan.. Tapi apalah daya, saya bukanlah pemilik anak. Dia adalah titipanNya.

Kami telah menentukan kematian di antara kamu dan Kami sekali-sekali tidak akan dapat menangguhkannya (Q.S. Al Waqiah : 60)

Ya Begitulah kematian tidak bisa ditangguhkan, walaupun sebentar. Ada keinginan ingin mengembalikanpun tidak akan bisa sampai kapanpun. Saya sempat sedih mendalam dan begitu lama. Sampai pada suatu kesadaran, hidup terus berlanjut.

Walaupun saya merasa bahwa itu merupakan kehilangan terbesar dalam hidup saya, saya segera menyadari bahwa sejatinya manusia tidak pernah kehilangan apapun. Ya, karena memang manusia tidak pernah memiliki apapun. Kesadaran itu memberikan pandangan kepada saya, bahwa terserah Allah sebagai pemilik anak  saya mau diapakan dia.

Ikhlas. Itulah kata yang harus saya tanamkan dalam diri. Dan saya masih diberi kesempatan untuk melanjutkan kehidupan. Mempersiapkan amal terbaik. Karena suatu saat saya pasti mati juga.

Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian. Kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?". Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.  (Q.S. AL Munafiqun : 10-11)


Setelah hati pasrah dan mengembalikan kepada sang pemiliki, saya mulai menjalani hidup dengan lebih ‘normal’ dengan kasadaran baru : Apa persembahan terbaik saat saya kembali kepada Sang Pemilik ?. 

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com