Rabu, 23 Desember 2015

Ikhlas dan Kemerdekaan Hati


Kita diperintahkan untuk ikhlas dalam setiap perbuatan tidak lain adalah untuk kemerdekaan diri. Kemerdekaan diri yang tidak tergantung oleh apa-pun dan oleh siapa-pun.

Musuh peradaban manusia adalah perbudakan. Walalupun zaman telah modern, perbudakan masih ada hingga saat ini dalam bentuk yang berbeda. Perbudakan tersebut adalah ketergantungan kita terhadap bos, pekerjaan, uang, jabatan, kekuasaan, harta dsb. Hanya dengan keikhlasan manusia bebas dari perbudakan itu semua.

Ikhlas berarti memurnikan niat dan perbuatan hanya semata-mata untuk Allah. Orang yang sudah mengikhlaskan perbuatannya, tidak akan gelisah kehilangan pekerjaan, jabatan dan kekuasaan. Fokus orang yang ikhlas adalah ridho Allah. Dia berfikir setiap perbuatannya harus berlandaskan perintah Allah, seperti mengedepankan kejujuran, kesabaran dan keikhlasan.

Orang yang menyandarkan perbuatannya hanya karena Allah, maka apapun bentuk pengkondisian eksternal seperti pujian, caci maki dan hinaan tidak mempengaruhi perbuatanya. Pujian orang tidak serta merta menambah semangatnya, caci maki tidak serta merta membatasi perbuatannya. Biasa saja, selama perbuatannya atas niat karena Allah. Karena niatnya semata untuk Allah, maka cara-cara yang dilakukannya harus sesuai perintah Allah.

Orang yang tidak ikhlas dalam perbuatannya akan terombang-ambing. Seperti butiran debu yang ditiup angin, terhempas jauh. Perbuatanya hanya sia-sia belaka.

Barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh (Q.S. Al Hajj :31)

Apabila banyak perbuatan kita yang mengabaikan keikhlasan, segera bertaubat dan memperbaiki diri. Hanya dengan keikhlasan kegelisahan menjadi ketenangan, kelemahan menjadi kekuatan, dan perbudakan menjadi kemerdekaan.

Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar (Q.S. An Nisa : 146)

1.      Orientasi : Allah
Setiap niat, perbuatan dan sikap semata-mata bertujuan hanya untuk Allah. Bukan untuk dipuji manusia, bukan karena cari penghormatan, bukan karena takut cacian, bukan pula karena ancaman. Fokus agar menjadi ikhlas adalah menyandarkan segala niat, perbuatan dan hasil kepada Allah.

2.      Perbaikan terus menerus
Orang yang ikhlas adalah orang yang menyadari kesalahannya dan memperbaikinya secara terus menerus. Tidak mengulangi hal yang sama, dan perbaikan sepanjang waktu. Mensyukuri keadaanya saat ini, menyadari kekurangannya dan memperbaikinya.

3.      Berdamai dengan berbagai perasaan
Walaupun ada rasa takut, tetap berani dilakukan karena dianggap baik menurut Allah. Walalupun ada perasaan malas, tetap rajin dilakukan karena hanya semata-mata perintah Allah. Walaupun ada rasa gelisah, tetap tenang menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi serta menyerahkan perasaanya tersebut kepada Allah. 

4.      Yang Terbaik

Setiap upaya orang ikhlas adalah yang terbaik. Setiap upayanya maksimal untuk memperoleh hasil terbaik. Melakukan yang terbaik, menjadi yang terbaik dan mendapatkan hasil terbaik.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com