Kita diperintahkan untuk ikhlas dalam setiap
perbuatan tidak lain adalah untuk kemerdekaan diri. Kemerdekaan diri yang tidak
tergantung oleh apa-pun dan oleh siapa-pun.
Musuh peradaban manusia adalah perbudakan.
Walalupun zaman telah modern, perbudakan masih ada hingga saat ini dalam bentuk
yang berbeda. Perbudakan tersebut adalah ketergantungan kita terhadap bos,
pekerjaan, uang, jabatan, kekuasaan, harta dsb. Hanya dengan keikhlasan manusia
bebas dari perbudakan itu semua.
Ikhlas berarti memurnikan niat dan perbuatan
hanya semata-mata untuk Allah. Orang yang sudah mengikhlaskan perbuatannya,
tidak akan gelisah kehilangan pekerjaan, jabatan dan kekuasaan. Fokus orang
yang ikhlas adalah ridho Allah. Dia berfikir setiap perbuatannya harus
berlandaskan perintah Allah, seperti mengedepankan kejujuran, kesabaran dan
keikhlasan.
Orang yang menyandarkan perbuatannya hanya
karena Allah, maka apapun bentuk pengkondisian eksternal seperti pujian, caci
maki dan hinaan tidak mempengaruhi perbuatanya. Pujian orang tidak serta merta
menambah semangatnya, caci maki tidak serta merta membatasi perbuatannya. Biasa
saja, selama perbuatannya atas niat karena Allah. Karena niatnya semata untuk
Allah, maka cara-cara yang dilakukannya harus sesuai perintah Allah.
Orang yang tidak ikhlas dalam perbuatannya
akan terombang-ambing. Seperti butiran debu yang ditiup angin, terhempas jauh.
Perbuatanya hanya sia-sia belaka.
Barangsiapa mempersekutukan
sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu
disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh (Q.S. Al Hajj
:31)
Apabila banyak perbuatan kita
yang mengabaikan keikhlasan, segera bertaubat dan memperbaiki diri. Hanya
dengan keikhlasan kegelisahan menjadi ketenangan, kelemahan menjadi kekuatan,
dan perbudakan menjadi kemerdekaan.
Kecuali orang-orang yang
taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan
tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah
bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada
orang-orang yang beriman pahala yang besar (Q.S. An Nisa : 146)
1. Orientasi : Allah
Setiap niat, perbuatan dan sikap
semata-mata bertujuan hanya untuk Allah. Bukan untuk dipuji manusia, bukan
karena cari penghormatan, bukan karena takut cacian, bukan pula karena ancaman.
Fokus agar menjadi ikhlas adalah menyandarkan segala niat, perbuatan dan hasil
kepada Allah.
2. Perbaikan terus menerus
Orang yang ikhlas adalah orang yang
menyadari kesalahannya dan memperbaikinya secara terus menerus. Tidak
mengulangi hal yang sama, dan perbaikan sepanjang waktu. Mensyukuri keadaanya
saat ini, menyadari kekurangannya dan memperbaikinya.
3. Berdamai dengan berbagai perasaan
Walaupun ada rasa takut, tetap
berani dilakukan karena dianggap baik menurut Allah. Walalupun ada perasaan
malas, tetap rajin dilakukan karena hanya semata-mata perintah Allah. Walaupun
ada rasa gelisah, tetap tenang menghadapi segala kemungkinan yang bisa terjadi
serta menyerahkan perasaanya tersebut kepada Allah.
4. Yang Terbaik
Setiap upaya orang ikhlas adalah
yang terbaik. Setiap upayanya maksimal untuk memperoleh hasil terbaik.
Melakukan yang terbaik, menjadi yang terbaik dan mendapatkan hasil terbaik.
0 komentar:
Posting Komentar