Ibu saya menginginkan anak-anaknya
menjadi seorang insyinyur (sarjana teknik) dan bekerja sebagai PNS. Saya
termasuk yang diproyeksikan menjadi seorang sarjana teknik karena prestasi
akademik saya diatas saudara saya yang lain. Kini saat semua anaknya sudah
bekerja, tidak ada satu-pun anaknya yang menjadi sarjana teknik (karena tidak
ada yang masuk) dan menjadi PNS.
Banyak harapan orang tua
kepada anaknya, khususnya terkait dengan masa depan. Orang tua memiliki impian,
anak juga memiliki impiannya sendiri. Tentu ada gurat kecewa yang ditampakan
oleh ibu saya. Namun Bapak segera menyadarkan bahwa kita tidak bisa memaksa
takdir yang sudah Allah tentukan. Segala ikhtiar sebagai orang tua tentu sudah
banyak dilakukan ibu saya untuk mencapai impian bagi anaknya. Tetap ketentuan
Allah-lah yang terjadi.
Hanya berharap kepada Allah adalah pandangan yang
penting untuk membuat hati tenang. Fokus kepada manfaat dan selalu berupaya
optimal dalam berbagai keadaan.
Dan
Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang
mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu
apa yang telah kamu kerjakan (Q.S. At Taubah : 105)
Saat sudah menyerahkan segalanya dan hanya berharap kepada Allah, maka tidak
perlu lagi berfikir secara berlebihan tercapainya sebuah target. Keyakinan
hanya berharap kepada Allah menciptakan konsekuensi bekerja sebaik-baiknya.
Pun, saat hasilnya tidak sesuai harapan tidak akan menciptakan kekecewaan yang
berat.
Saat hati gelisah dengan capaian yang jauh dari
harapan, berserah sepenuhnya adalah jawaban terbaik. Tetap fokus mengerjakan
hal-hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki keadaan. ”ngotot’lah secukupnya,
bekerjalah secara optimal dan percaya saja apapun hasilnya Allah mempersiapkan
yang terbaik.
0 komentar:
Posting Komentar