Apakah arti bahagia itu? Uang banyak
? Rumah mewah ? Istri cantik ?
Apakah
suami/istri kita dapat memberikan kebahagiaan ? Apakah harta benda yang kita
miliki dapat memberikan kebahagiaan ? Apakah anak kitadapat memberikan kebahagiaan
? Jawabanya : Tidak!
Betapa
sengsaranya orang yang menyandarkan kebahagiaannya pada sesuatu yang ada di
luar dirinya. Bergantung terhadap pencapaian tertentu, barang/harta tertentu,
pada seseorang dan hal lainnya yang menjadi syarat bahagiannya.
Lalu
bagaimana kalo ada orang yang membuat kita kesal ? atau orang yang suka menipu
ke kita ? marah ke kita? Apa bisa hal itu tetap membuat kita bahagia.?.
Kebahagiaan yang masih disandarkan pada kekayaan, kecantikan, kesuksesan
semuanya adalah menipu.
Kunci
kebahagiaan
Kebahagiaan
itu berasal dari dalam hati manusia. Kebahagiaan adalah tanggungjawab pribadi
yang tidak ada hubungannya dengan apapun atau siapapun di luar dirinya. Kebahagiaan
sejati hanya dapat diciptakan dari rasa menerima dan bersyukur atas apa yang
kita miliki saat ini.
Kebahagiaan
sejati tidak membutuhkan syarat apapun. Kebahagiaan itu tercipta dari rasa
cukup dan bersyukur atas apa yang kita miliki. Kebahagiaan yang membutuhkan
syarat akan menciptakan ketidakbahagiaan. Semakin banyak kita mensyaratkan
untuk bahagia, maka kebahagiaan semakin menjauh. Bagaimana kiat menciptakan kebahagiaan, renungilah poin-poin dibawah ini :
1. Sadar
Sadari kebahagiaan diri kita adalah tanggung jawab sendiri. Diri kita yang menentukan bahagia atau tidak bahagia, bukan orang lain. Merenunglah lebih jernih dengan hati yang bersih kebahagiaan diri kita jangan sampai diatur oleh lain.
2. Menerima dan Bersyukur
Merasa cukup (qona’ah) dengan apa yang Allah berikan kepada diri kita. Sadari setiap kejadian, situasi dan seseorang yang hadir dalam kehidupan kita datangnya dari Allah. Syukuri setiap detik kejadian yang kita rasakan sebagai anugerah.
3. Stop Membandingkan
Berhenti membandingkan apapun yang ada pada diri kita dengan orang lain. Semuanya sudah dalam takdir Allah yang sempurna. Allah sudah menghitung setiap kerja keras, kesabaran dan ketawakalan kita kepadaNya.
4. Ingat Kekurangan Diri
Setiap orang memiliki kesalahan. Sebagian kepada diri sendiri, lebih banyak lagi kepada orang lain. Terus evaluasi diri dan memperbaikinya. Sekecil apapun perbaikan diri yang kita lakukan , dihitung oleh Allah dan memiliki pahala yang besar.
5. Merayakan Kebahagiaan Orang Lain
Ikut berbahagialah setiap ada orang lain memperoleh kebahagiaan. Kelulusan, jabatan baru, menikah, promosi kerja, atau bisnis berkembang yang dialami oleh orang lain ikutlah merayakannya. Setidaknya memenuhi undangannya. Semoga menjadi do’a bagi diri kita agar diberikan anugerah yang lebih baik oleh Allah.
6. Bermanfaat / Bersedekah
Berikanlah segala potensi optimal yang kita miliki demi kebaikan orang lain. Tenaga, ilmu, harta atau apapun yang dapat memberikan nilai (manfaat) bagi orang lain. Sehingga seseorang bisa menjadi lebih mudah, lebih bahagia, lebih baik dengan kehadiran kita.
Berbahagialah
orang-orang yang dipilih Allah SWT untuk bisa berbahagia. Siapa saja orang yang
berbahagia menurut Al Qur’an, berikut
penjelasanya :
1. Orang
beriman (Al A’raf : 188)
Bisa mempercayai (iman) Allah adalah kebahagiaan terbesar manusia.
Syukuri bagi anda yang telah memilikinya.
2. Orang berserah diri (ikhlas) (An Nahl
: 89)
Mempercayai (iman) Allah begitu saja tidak cukup, butuh komitmen ketaatan
dalam ketakwaan. Ikhlas menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya.
3. Orang berbuat baik (Al Ah qof : 12)
Balasan pertama kebaikan adalah kebaikan itu sendiri. Satu kebaikan yang
kita lakukan, setidaknya sepuluh kebaikan yang akan kita terima.
4. Orang selalu memperbaiki diri (Al
An’am : 48)
Setiap orang memiliki kesalahan. Sebaik-baiknya orang adalah yang selalu
memperbaiki dirinya.
5. Orang sabar (Al Baqoroh : 155)
Orang yang memiliki kesabaran yang besar akan mendapatkan kebahagiaan
yang besar juga.
6. Karunia Allah (Ali Imran : 130)
Kebahagiaan adalah milik Allah, Dia juga yang berhak menentukan hambanya
yang akan diberikan kebahagiaan dalam hatinya. Berdo’alah.
0 komentar:
Posting Komentar