Masih banyak orang menganggap bahwa kebahagiaan dan
kesenangan adalah sama. Sebenarnya keduanya berbeda. Kebahagiaan merupakan
perasaan tenang dan damai yang bersumber dari dalam hati. Sedangkan kesenangan adalah
perasaan gembira sesaat yang bersumber dari luar seperti tercapainya target,
memiliki harta tertentu atau mendapatkan yang di inginkan.
Saya tidak bisa benar-benar membedakan antara antara
kebahagiaan dan kesenangan. Sampai suatu saat, saya menyadari maksud dari kedua
hal tersebut yang berbeda. Saat mengingat masa SMA begitu terobsesi kuliah di
Teknik Informatika ITB (passing grade
tertinggi SMPTN).
Saya berusaha mencapainya dengan belajar rajin, ikut
bimbingan belajar, dan belajar lebih intensif. Saat test masuk, terpaksa tidak
bisa mengikutinya karena secara bersamaan daftar ulang di Universitas Brawijaya
(UB) yang sebelumnya diterima melalui jalur PMDK.
Kecewa. Tentu saja. Karena itu merupakan obsesi
terbesar saya masa SMA. Beberapa bulan menjalani kuliah di UB dengan perasaan
kecewa. Saya mengganti kekecewaan tersebut dengan lebih aktif di kampus dan
mengikuti beberapa perlombaan. Beberapa
target juara tercapai, sebagiannya tidak. Saat tercapai senang, saat tidak
kecewa. Tapi anehnya, kesenangan saat mencapai juara lomba hanya sesaat,
setelah itu bosan dan biasa saja.
Siklus kesenangan begitu selalu berulang. Bahkan saat
target tercapai-pun, ada beberapa kekecewaan yang saya rasakan. Saya ingin
mencapai lebih, lebih dan lebih. Saya menyadari capek mengejar obsesi yang pola
kesenangannya berulang. Obsesi, tercapai, senang, bosan lagi, obesesi lagi.
Begitulah manusia, selalu merasa tidak puas.
Kebahagiaan
Suatu saat saya merenung, sebenarnya apa yang membuat
manusia bahagia. Ternyata Kebahagiaan bukan pada orang lain dan dari pencapaian
apapun. Kebahagiaan sudah hadir dalam hati kita semua. Nurani manusia selalu
mencari kebahagiaan, tetapi kebanyakan masih mencari kebahagiaan di luar
dirinya. Padahal, apabila merenung lebih dalam kebahagiaan sejati manusia
berasal dari dalam dirinya.
Semuanya
dari Allah
Kesedihan dan kekecewaan sama halnya dengan
kebahagiaan dan kesenangan. Semuanya bersumber dari Allah agar hidup ini
memiliki keseimbangan. Keberhasilan dan kegagalan adalah satu kesatuan hukum
Allah yang menyeimbangkan kehidupan agar berjalan sebagaimana semestinya. Saat
sedih jangan terlalu berputus asa, saat senang jangan terlampau senang sampai
menyombongkan diri.
Kebahagiaan adalah sesuatu yang terpisah, berasal dari
Allah yang sumbernya adalah anugerah. Karena bagi orang yang belum diberi
hidayah (petunjuk) tentang makna kebahagiaan sejati, maka yang mereka pahami
kebahagiaan bersumber dari luar diri.
(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan
berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu
gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai
setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, ( Q.S. Al Hadid : 23)
Menyadari kebahagiaan datangnya dari Allah dan berasal
dari taat kepada Allah, maka kita akan tenang dan fokus menghadapi situasi
apapun. Semakin menggantungkan kebahagiaan pada selain Allah, maka semakin
menjauhlah kebahagiaan itu tercapai. Tidak percaya, coba saja! ^_^
Diterbitkan oleh Koran Harian Amanah Edisi Jum'at, 6 November 2015
0 komentar:
Posting Komentar