Jumat, 13 November 2015

Antara Kesenangan dan Kebahagiaan



Masih banyak orang menganggap bahwa kebahagiaan dan kesenangan adalah sama. Sebenarnya keduanya berbeda. Kebahagiaan merupakan perasaan tenang dan damai yang bersumber dari dalam hati. Sedangkan kesenangan adalah perasaan gembira sesaat yang bersumber dari luar seperti tercapainya target, memiliki harta tertentu atau mendapatkan yang di inginkan.

Saya tidak bisa benar-benar membedakan antara antara kebahagiaan dan kesenangan. Sampai suatu saat, saya menyadari maksud dari kedua hal tersebut yang berbeda. Saat mengingat masa SMA begitu terobsesi kuliah di Teknik Informatika ITB (passing grade tertinggi SMPTN). 

Saya berusaha mencapainya dengan belajar rajin, ikut bimbingan belajar, dan belajar lebih intensif. Saat test masuk, terpaksa tidak bisa mengikutinya karena secara bersamaan daftar ulang di Universitas Brawijaya (UB) yang sebelumnya diterima melalui jalur PMDK.

Kecewa. Tentu saja. Karena itu merupakan obsesi terbesar saya masa SMA. Beberapa bulan menjalani kuliah di UB dengan perasaan kecewa. Saya mengganti kekecewaan tersebut dengan lebih aktif di kampus dan mengikuti beberapa perlombaan.  Beberapa target juara tercapai, sebagiannya tidak. Saat tercapai senang, saat tidak kecewa. Tapi anehnya, kesenangan saat mencapai juara lomba hanya sesaat, setelah itu bosan dan biasa saja.

Siklus kesenangan begitu selalu berulang. Bahkan saat target tercapai-pun, ada beberapa kekecewaan yang saya rasakan. Saya ingin mencapai lebih, lebih dan lebih. Saya menyadari capek mengejar obsesi yang pola kesenangannya berulang. Obsesi, tercapai, senang, bosan lagi, obesesi lagi. Begitulah manusia, selalu merasa tidak puas.   

Kebahagiaan
Suatu saat saya merenung, sebenarnya apa yang membuat manusia bahagia. Ternyata Kebahagiaan bukan pada orang lain dan dari pencapaian apapun. Kebahagiaan sudah hadir dalam hati kita semua. Nurani manusia selalu mencari kebahagiaan, tetapi kebanyakan masih mencari kebahagiaan di luar dirinya. Padahal, apabila merenung lebih dalam kebahagiaan sejati manusia berasal dari dalam dirinya.

Semuanya dari Allah
Kesedihan dan kekecewaan sama halnya dengan kebahagiaan dan kesenangan. Semuanya bersumber dari Allah agar hidup ini memiliki keseimbangan. Keberhasilan dan kegagalan adalah satu kesatuan hukum Allah yang menyeimbangkan kehidupan agar berjalan sebagaimana semestinya. Saat sedih jangan terlalu berputus asa, saat senang jangan terlampau senang sampai menyombongkan diri. 

Kebahagiaan adalah sesuatu yang terpisah, berasal dari Allah yang sumbernya adalah anugerah. Karena bagi orang yang belum diberi hidayah (petunjuk) tentang makna kebahagiaan sejati, maka yang mereka pahami kebahagiaan bersumber dari luar diri.

(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri, ( Q.S. Al Hadid : 23)

Menyadari kebahagiaan datangnya dari Allah dan berasal dari taat kepada Allah, maka kita akan tenang dan fokus menghadapi situasi apapun. Semakin menggantungkan kebahagiaan pada selain Allah, maka semakin menjauhlah kebahagiaan itu tercapai. Tidak percaya, coba saja! ^_^


Catatan ini ditulis oleh Syekh Farhan Robbani, Direktur Program dan Pendidikan Rosehva Indonesia. 
Diterbitkan oleh Koran Harian Amanah Edisi Jum'at, 6 November 2015

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com