Rabu, 25 November 2015

Saatnya Menerima dengan Ikhlas

Kejadian apa yang paling menyakitkan bagi hati kita? dikhianati ? ditipu?, dihina atau direndahkan ?
Dalam menjalani kehidupan ini selalu ada kejadian yang tidak kita inginkan. Banyak hal diluar rencana kita, banyaknya mengecewakan. Perasaan sedih, kecewa dan kesal tersebut berasal dari sikap tidak menerima. Padahal kita sendiri tidak tahu apa hikmah di setiap kejadian yang tidak menyenangkan.
Setiap kejadian yang kita alami baik menggembirakan, mengecewakan atau menyedihkan sudah dalam perhitungan Allah. Setiap kejadian terdapat peran kita didalamnya. Apabila kita menerima kejadian yang menggembirakan, pasti ada peran kita. Begitu juga sebaliknya, apabila kejadian buruk yang kita rasakan, pasti ada perilaku kita yang bermasalah sebelumnya.
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya (Q.S. Al Baqarah : 286) 
Sadari sepenuh hati bahwa setiap kejadian buruk adalah semacam pembalasan (kompensasi) dari perilaku buruk yang kita di masa lalu. Syukuri bahwa kita menerima pembalasannya di dunia, tidak dapat dibayangkan apabila di akhirat. Daripada mengutuk dan mencaci maki orang lain, lebih baik intropeksi diri. 
Bijak memahami konsep menerima
Menerima bukan berarti putus asa dan tidak melakukan apa-apa. Menerima juga bukan berarti membiarkan masalah berlalu begitu saja. Kita wajib mengambil hikmah dari setiap kejadian dan belajar darinya. Memperbaiki cara pandang dan sikap dari sebelumnya.
Maka barangsiapa bertaubat sesudah melakukan keburukan dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S. Al Maidah : 39)
Do’a agar hati bisa menerima
Ya Allah, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau bersalah. Ya Allah, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Allah, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami; Ampunilah kami; dan Rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka lindungilah kami dari orang-orang yang kafir."
Manfaat sikap menerima :
Menerima begitu saja mungkin tidak dapat langsung menyelesaikan masalah. Tetapi sikap menerima adalah langkah awal untuk menyelesaikan segalanya. Berikut manfaat dari sikap menerima :
 1.      Lapang dada dan hati tenang
kekecewaan dan sikap tidak menerima berasal dari pengharapan yang terlalu berlebih. Semakin besar pengharapan kita kepada seseorang, semakin besar pula kemungkinan kecewa. Mengurangi ketergantungan terhadap pengharapan yang terlalu akan memberikan ketenangan hati dan menjadi dada lebih lapang.
2.      Meningkatkan rasa syukur
Kekecewaan dan kesenangan adalah dua keniscayaan kondisi yang ada dalam kehidupan. Menerima kondisi apapun membangun kesadaran diri bahwa semua ‘pemberian’ tersebut ditunjukan untuk memperbaiki kehidupan kita. Rasa syukur akan muncul ketika kita mulai menyadari bahwa kondisi tersebut sesungguhnya momen untuk memperbaiki diri.
3.      Fokus pada solusi dan perbaikan
Menerima berarti tidak mempermasalahkan apa-pun dan siapapun. Tidak menyalahkan masa lalu dan kondisi apapun. Sikap tersebut membangun sikap tanggung jawab bahwa semua kondisi tersebut sudah terjadi. Sehingga kita lebih fokus kepada solusi dan perbaikan di masa yang akan datang.
4.      Janji kelapangan dari Allah
Setiap ada kesempitan Allah menjanjikan dua kelapangan. Selama kesempitan itu kita ambil hikmahnya untuk perbaikan. Kesempitan yang kita alami sudah pasti akan berlalu karena Allah menjanjikan kebaikan bagi orang-orang yang sabar dan beriman. Percaya saja bahwa Allah akan memberikan jalan keluarnya.
Kiat meningkatkan rasa menerima :
Semakin besar kita bergantung dengan sesuatu, semakin besar pula kekecewaan yang akan kita terima. Kecuali yang menjadi tempat bergantung adalah Allah. Berikut kita meningkatkan rasa menerima karena meyakini semuanya berasal dari Allah.
1.      Berfokus kepada sisi postif
Setiap kejadian apapun memiliki sisi positif. Fokus pada sisi postif membuat hati lebih tenang. Pikiran akan lebih berfikir solusi dan perbaikan.
2.      Berhenti membanding-bandingkan
Semuanya sudah dalam hitungan Allah. Apapun yang kita lakukan, pasti kita akan menerima akibatnya. Membanding-bandingkan hanya akan membuat fikiran negatif dan membangun sikap menyalahkan. Hindari membandingkan apapun.
3.      Memperbanyak aktivitas positif
Aktivitas akan mempengaruhi emosi seseorang. Semakin banyak aktivitas postif, jiwa dan pikiran akan lebih positif. Selain itu dapat menghindari lamunan yang negatif.
4.      Bersedekah dan menjalin silaturahim
Dua aktivitas utama yang dapat meningkatkan rasa bahagia adalah bersedekah dan menjalin silaturahim. Aktivitas tersebut membuka wawasan dan meningkatkan rasa syukur.
5.      Lebih sering berdzikir dan merenungi makna surat Al Insyirah
Berdzikir apapun bentuknya akan membuat hati tenang. Saat mengingat kebesaran masalah kita, ingat kebesaran Allah. Resapi dalam-dalam makna surat Al Insyirah.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com