Dalam menjalani kehidupan ini selalu ada kejadian yang tidak
kita inginkan. Banyak hal diluar rencana kita, banyaknya mengecewakan. Perasaan
sedih, kecewa dan kesal tersebut berasal dari sikap tidak menerima. Padahal
kita sendiri tidak tahu apa hikmah di setiap kejadian yang tidak menyenangkan.
Setiap kejadian yang kita alami baik menggembirakan,
mengecewakan atau menyedihkan sudah dalam perhitungan Allah. Setiap kejadian terdapat
peran kita didalamnya. Apabila kita menerima kejadian yang menggembirakan, pasti
ada peran kita. Begitu juga sebaliknya, apabila kejadian buruk yang kita
rasakan, pasti ada perilaku kita yang bermasalah sebelumnya.
Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya
dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya (Q.S. Al Baqarah :
286)
Sadari sepenuh hati bahwa setiap kejadian buruk adalah
semacam pembalasan (kompensasi) dari perilaku buruk yang kita di masa lalu.
Syukuri bahwa kita menerima pembalasannya di dunia, tidak dapat dibayangkan
apabila di akhirat. Daripada mengutuk dan mencaci maki orang lain, lebih baik
intropeksi diri.
Bijak
memahami konsep menerima
Menerima bukan berarti putus asa dan tidak melakukan apa-apa.
Menerima juga bukan berarti membiarkan masalah berlalu begitu saja. Kita wajib
mengambil hikmah dari setiap kejadian dan belajar darinya. Memperbaiki cara
pandang dan sikap dari sebelumnya.
Maka barangsiapa bertaubat sesudah melakukan
keburukan dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima taubatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S. Al Maidah : 39)
Do’a agar
hati bisa menerima
Ya Allah, janganlah Engkau hukum kami jika
kami lupa atau bersalah. Ya Allah, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban
yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Allah,
janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah
kami; Ampunilah kami; dan Rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka lindungilah
kami dari orang-orang yang kafir."
Manfaat sikap
menerima :
Menerima begitu saja mungkin tidak dapat langsung
menyelesaikan masalah. Tetapi sikap menerima adalah langkah awal untuk
menyelesaikan segalanya. Berikut manfaat dari sikap menerima :
1.
Lapang dada
dan hati tenang
kekecewaan dan sikap tidak menerima berasal dari
pengharapan yang terlalu berlebih. Semakin besar pengharapan kita kepada
seseorang, semakin besar pula kemungkinan kecewa. Mengurangi ketergantungan
terhadap pengharapan yang terlalu akan memberikan ketenangan hati dan menjadi
dada lebih lapang.
2.
Meningkatkan
rasa syukur
Kekecewaan dan kesenangan adalah dua keniscayaan
kondisi yang ada dalam kehidupan. Menerima kondisi apapun membangun kesadaran
diri bahwa semua ‘pemberian’ tersebut ditunjukan untuk memperbaiki kehidupan
kita. Rasa syukur akan muncul ketika kita mulai menyadari bahwa kondisi
tersebut sesungguhnya momen untuk memperbaiki diri.
3.
Fokus pada
solusi dan perbaikan
Menerima berarti tidak mempermasalahkan apa-pun dan
siapapun. Tidak menyalahkan masa lalu dan kondisi apapun. Sikap tersebut
membangun sikap tanggung jawab bahwa semua kondisi tersebut sudah terjadi.
Sehingga kita lebih fokus kepada solusi dan perbaikan di masa yang akan datang.
4.
Janji
kelapangan dari Allah
Setiap ada kesempitan Allah menjanjikan dua
kelapangan. Selama kesempitan itu kita ambil hikmahnya untuk perbaikan.
Kesempitan yang kita alami sudah pasti akan berlalu karena Allah menjanjikan
kebaikan bagi orang-orang yang sabar dan beriman. Percaya saja bahwa Allah akan
memberikan jalan keluarnya.
Kiat
meningkatkan rasa menerima :
Semakin besar kita bergantung dengan sesuatu, semakin besar
pula kekecewaan yang akan kita terima. Kecuali yang menjadi tempat bergantung
adalah Allah. Berikut kita meningkatkan rasa menerima karena meyakini semuanya
berasal dari Allah.
1.
Berfokus
kepada sisi postif
Setiap kejadian apapun memiliki sisi positif. Fokus
pada sisi postif membuat hati lebih tenang. Pikiran akan lebih berfikir solusi
dan perbaikan.
2.
Berhenti
membanding-bandingkan
Semuanya sudah dalam hitungan Allah. Apapun yang kita
lakukan, pasti kita akan menerima akibatnya. Membanding-bandingkan hanya akan
membuat fikiran negatif dan membangun sikap menyalahkan. Hindari membandingkan
apapun.
3.
Memperbanyak
aktivitas positif
Aktivitas akan mempengaruhi emosi seseorang. Semakin
banyak aktivitas postif, jiwa dan pikiran akan lebih positif. Selain itu dapat
menghindari lamunan yang negatif.
4.
Bersedekah
dan menjalin silaturahim
Dua aktivitas utama yang dapat meningkatkan rasa
bahagia adalah bersedekah dan menjalin silaturahim. Aktivitas tersebut membuka
wawasan dan meningkatkan rasa syukur.
5.
Lebih sering
berdzikir dan merenungi makna surat Al Insyirah
Berdzikir apapun bentuknya akan membuat hati tenang.
Saat mengingat kebesaran masalah kita, ingat kebesaran Allah. Resapi
dalam-dalam makna surat Al Insyirah.
0 komentar:
Posting Komentar