Secara
alamiah manusia selalu mencari Tuhan. Hati nurani manusia selalu bertanya siapa
yang menciptakan dirinya ?. Saat bertanya kepada orang tua, apakah mereka yang
menciptakan anaknya?, Jawabanya pasti
tidak. Orang tua tidak dapat menciptakan anak semaunya. Mereka hanya ‘menerima’
dalam bentuk yang sudah sempurna adanya,
sesuai penciptaannya. Pertanyaannya, siapa yang menciptakan anak mereka ?.
Sadar
atau tidak manusia selalu mencari perlindungan, untuk itu manusia mencari tuhan.
Manusia yang tidak menemukan tuhan akan menciptakan tuhannya sendiri. Suku primitif pedalaman menciptakan tuhan dalam bentuk
pohon, patung, bangunan, api, matahari, bulan, orang dan sesembahan lainnya.
Manusia
selalu mencari tuhan bertujuan untuk menciptakan ketenangan, kedamaian dan
kebahagiaan dalam dirinya. Selama tuhan-nya masih membuat gelisah dan tidak
bahagia, manusia akan terus mencari tuhan-nya. Tetapi, dalam mencari tuhan manusia tidak
sembarangan. Tuhan harus masuk akal (logika) dan masuk hati (perasaan). Selama sifat tuhan-nya tidak masuk akal dan
tidak masuk ke hati , maka tuhan dalam bentuk apapun tidak akan memuaskan
dirinya.
Sepanjang
sejarah hidup manusia, keberadaan tuhan selalu menjadi pertanyaan besar oleh
para pemikir. Filusuf (ahli filsafat) selalu berusaha mendefinisikan tuhan,
tetapi pemikirannya terbatas hanya bahwa
tuhan memang ada. Mereka tidak mengetahui tuhan itu apa ?. Tuhan itu siapa ?.
Orang
yang mencari tuhan seharusnya menemukan Allah, mencari Allah. Segala pemikiran
apapun tentang definisi tuhan selalu mengarahkan bahwa Allah adalah tuhan.
Tidak ada yang bisa mendebatnya.
Berdasarkan logika dan nurani, hanya Allah yang menjadi satu-satunya
tuhan. Dengan segala sifat-Nya, maka Allah-lah tuhan itu. Allahlah tempat
bersandar, bergantung dan memohon. Bukan
yang lain.
Bahagialah
orang yang menemukan Allah dalam pencarian tuhannya. Manusia yang meyakini
Allah adalah tuhan, pasti merasakan kehidupannya menjadi tenang dan bahagia.
“(yaitu) orang-orang yang beriman
dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan
mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram “ (Ar ra’d : 28)
Kiat mencari Allah
“Wahai
anak Adam, aku telah ciptakan kamu, maka kamu jangan bermain-main. Aku menjamin
rezekimu, maka kamu jangan merasa capek. Wahai anak adam, carilah Aku, makau
engkau akan menemui-Ku. Dan jika engkau menemukan Aku, engkau akan mendapatkan
segalanya, sedang Aku mencintaimu lebih dari segalanya” (Hadist Qudsi)
1. Senang
Mencari Ilmu
Ilmu menjadi perantara yang sempurna
bagi akal. Ikuti majelis ilmu, dengarkan kajian yang menjelaskan sifat Allah. Semoga Allah memberikan pemahaman yang
sempurna.
2. Mengamalkan
Ilmu
Apabila Allah sudah memberikan
petunjuk dengan ilmu mengenal-Nya, maka sempurnakan pemahaman tersebut dengan taat.
Penuhi perintahNya, tinggalkan laranganNya.
3. Hilangkan
Sombong
Sombong itu ada dua yaitu meremehkan
orang lain dan menolak kebenaran. Buka pikiran dan hati saat seseorang
menasehati diri kita. Dengarkan dan tidak perlu mendebatnya.
4. Berdo’a
Berdo’alah kepada Allah agar
memberikan petunjuk untuk kita mengenalNya. Semoga Allah memilih diri kita dan
diberi kesempatan mengenal dan menaatiNya.
0 komentar:
Posting Komentar