Kamis, 05 November 2015

Mencari dan Menemukan Allah




Secara alamiah manusia selalu mencari Tuhan. Hati nurani manusia selalu bertanya siapa yang menciptakan dirinya ?. Saat bertanya kepada orang tua, apakah mereka yang menciptakan anaknya?,  Jawabanya pasti tidak. Orang tua tidak dapat menciptakan anak semaunya. Mereka hanya ‘menerima’ dalam bentuk yang sudah sempurna  adanya, sesuai penciptaannya. Pertanyaannya, siapa yang menciptakan anak mereka ?.

Sadar atau tidak manusia selalu mencari perlindungan, untuk itu manusia mencari tuhan. Manusia yang tidak menemukan tuhan akan menciptakan tuhannya sendiri. Suku  primitif  pedalaman menciptakan tuhan dalam bentuk pohon, patung, bangunan, api, matahari, bulan, orang dan sesembahan lainnya.

Manusia selalu mencari tuhan bertujuan untuk menciptakan ketenangan, kedamaian dan kebahagiaan dalam dirinya. Selama tuhan-nya masih membuat gelisah dan tidak bahagia, manusia akan terus mencari tuhan-nya.  Tetapi, dalam mencari tuhan manusia tidak sembarangan. Tuhan harus masuk akal (logika) dan masuk hati (perasaan).  Selama sifat tuhan-nya tidak masuk akal dan tidak masuk ke hati , maka tuhan dalam bentuk apapun tidak akan memuaskan dirinya.

Sepanjang sejarah hidup manusia, keberadaan tuhan selalu menjadi pertanyaan besar oleh para pemikir. Filusuf (ahli filsafat) selalu berusaha mendefinisikan tuhan, tetapi  pemikirannya terbatas hanya bahwa tuhan memang ada. Mereka tidak mengetahui tuhan itu apa ?. Tuhan itu siapa ?.

Orang yang mencari tuhan seharusnya menemukan Allah, mencari Allah. Segala pemikiran apapun tentang definisi tuhan selalu mengarahkan bahwa Allah adalah tuhan. Tidak ada yang bisa mendebatnya.  

Berdasarkan logika dan nurani, hanya Allah yang menjadi satu-satunya tuhan. Dengan segala sifat-Nya, maka Allah-lah tuhan itu. Allahlah tempat bersandar, bergantung dan memohon.  Bukan yang lain.

Bahagialah orang yang menemukan Allah dalam pencarian tuhannya. Manusia yang meyakini Allah adalah tuhan, pasti merasakan kehidupannya menjadi tenang dan bahagia.

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram “ (Ar ra’d : 28)

Kiat mencari Allah
“Wahai anak Adam, aku telah ciptakan kamu, maka kamu jangan bermain-main. Aku menjamin rezekimu, maka kamu jangan merasa capek. Wahai anak adam, carilah Aku, makau engkau akan menemui-Ku. Dan jika engkau menemukan Aku, engkau akan mendapatkan segalanya, sedang Aku mencintaimu lebih dari segalanya” (Hadist Qudsi)

1. Senang Mencari Ilmu
Ilmu menjadi perantara yang sempurna bagi akal. Ikuti majelis ilmu, dengarkan kajian yang menjelaskan sifat Allah.  Semoga Allah memberikan pemahaman yang sempurna.

    2.   Mengamalkan Ilmu
Apabila Allah sudah memberikan petunjuk dengan ilmu mengenal-Nya, maka sempurnakan pemahaman tersebut dengan taat. Penuhi perintahNya, tinggalkan laranganNya.

    3.   Hilangkan Sombong
Sombong itu ada dua yaitu meremehkan orang lain dan menolak kebenaran. Buka pikiran dan hati saat seseorang menasehati diri kita. Dengarkan dan tidak perlu mendebatnya.

    4.   Berdo’a

Berdo’alah kepada Allah agar memberikan petunjuk untuk kita mengenalNya. Semoga Allah memilih diri kita dan diberi kesempatan mengenal dan menaatiNya.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com