Secara sederhana, puasa artinya menahan hawa nafsu (makanan dan kemaluan) dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Lebih luas, puasa bermakna menahan segala sesuatu yang menimbulkan nafsu baik fisik maupun batin.
Salah satu hikmah puasa adalah detoks1) tubuh.
Memberikan tubuh kesempatan untuk membersihkan dirinya dari sisa-sisa kotoran
makanan. Tubuh memiliki kesempatan lebih mudah mengolah makanan. Tapi pikiran
kita yang juga membutuhkan detoks.
Setiap detik adalah kesempatan terbaik untuk
membersihkan diri dari kotoran, baik kotoran fisik maupun kotoran jiwa. Kotoran
fisik berasal dari makanan yang mengandung pengawet, pewarna atau bahan kimia
lainnya. Kotoran jiwa berasal dari informasi sampah, menggosip, dan bacaan
negatif. Kotoran jiwa dan pikiran sumbernya dari informasi sehari-hari.
Bayangkan, berapa lama TV menyala?. berapa
lama streaming youtube?
Seberapa sering browsing di
internet ?. buka facebook?. Twitter? website berita ?.
Belum lagi media sosial lainnya ; path,
instagram, tumblr, dll
Ada juga messenger ; BBM,
line, whatsapp, dll
Sadar atau tidak, 80% persen informasi
yang diakses dari beragam media tersebut tidak dibutuhkan. Berapa persen yang
benar-benar dapat meningkatkan ketrampilan dan kepribadian ?. Berapa persen
yang terkait dengan pekerjaan ?. Berbeda dengan orang yang memang bekerja di
dunia internet, kebanyakan dari kita menerima informasi tidak dibutuhkan.
Sekedar fun.
Tidak ada informasi saja, pikiran manusia
mampu me-lalu lintas-kan 6000 pikiran setiap hari-nya. Banyaknya media
informasi saat ini semakin tambah banyak informasi yang akan bersemayam di
pikiran. Apabila pikiran tidak didetoks, suatu saat merusak jiwa. Lemah dalam
mengolah informasi. Sulit mendengarkan hati nurani.
Banyaknya akses informasi yang dikonsumsi,
sampai-sampai lupa mengakses informasi hati nurani. Apa yang sebenarnya hati
nurani inginkan?. Apa cita-cita paling bersih hati nurani ?. Apa keinginan
nurani yang ingin dilakukan, tapi ditunda ?. Tertahan oleh sampah informasi.
Itu belum aktivitas membicarakan orang lain. Berprasangka buruk terhadap
kebaikan orang lain. Menyebarkan aib. Membuat fitnah, dsb.
Pantas saja Rasulullah Saw dalam salah satu
hadis-nya :
“banyak
orang yang berpuasa tidak mendapatkan apa-apa dari puasanya, ia hanya
mendapatkan lapar dan haus saja”
Puasa adalah momentum untuk memperbaiki
diri. Semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT. Puasa adalah metode (tools)
yang Allah berikan untuk memperbaiki ahlak dan perilaku manusia. Makna berpuasa
yang sesungguhnya bukan hanya puasa fisik tetapi juga puasa jiwa. Apa puasa
jiwa ?
Puasa jiwa adalah mem-puasa-kan pikiran
dari konsumsi informasi yang tidak bermanfaat. Salah satunya, puasa informasi.
Maksudnya ?. Ya puasa informasi.
Tidakah kita perhatikan, bahwa begitu
lelah pikiran dan jiwa menerima dan mengolah informasi. Lewat TV, facebook,
twitter, youtube, website, BBM, Line, dsb pikiran dipaksa mengolah informasi
sedemikian rupa tanpa diberikan waktu istirahat sama sekali ?. Apa tidak
capek?. Pasti!
Niatkan satu hari yang tepat untuk melakukan
puasa informasi. misalkan senin atau kamis, atau hari apapun terserah.
Pada hari itu matikan TV. Tidak
beraktivitas di media sosial apapun (facebook, twitter, instagram, dll). Tidak
mengaktifkan messenger (BBM, WA, LINE, dll). Tidak membaca
berita online maupun streaming youtube. Walaupun itu untuk
informasi yang (dianggap) positif (pengajian, ceramah, kajian, dll). Berhenti
melakukan itu semua. Selama satu bulan ?. Ya satu bulan !.
Split waktu yang digunakan untuk itu semua menjadi aktivitas
mengaji, dzikir, atau sholat. Minimal duduk diam, merenung. Hening. Merenung
apa saja. Dengarkan bisikan halus yang muncul dari hati nurani. Lakukan selama
satu bulan. Tidak harus meninggalkan pekerjaan. Kerja tetap kerja, seperti
biasa. Kurangi intensitas interaksi dengan orang untuk hal-hal yang tidak
bermanfaat (membicarakan orang, gosip dll).
Apabila tetap keki (nggak
betah) juga. Coba mengurangi intensitasnya. Menonton TV cukup 30 menit, buka
facebook 15 menit, twitter 10 menit, massager 5 menit. Baru
pada H-10 idul fitri, coba full diri kita tanpa informasi. Hal ini telah
dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang disebut i’tikaf.
Selamat mencoba, selamat belajar puasa informasi.
0 komentar:
Posting Komentar