Kamis, 05 November 2015

Menetralkan Perasaan




Perasaan merupakan salah satu alat pengembangan diri  yang powerfull. Perasaan adalah perangkat lunaknya, hati (dalam artikel ini artinya jantung -heart- bukan -liver-)  sebagai perangkat kerasnya. Pengkondisian perasaan ini akan berpengaruh besar terhadap tindakan, juga hasil tindakannya. Seseorang yang bertindak menggunakan ilmu dan teknik sama akan menghasilkan hasil yang berbeda apabila kondisi perasaannya berbeda.

Contoh di bisnis, seseorang bisa mempelajari ilmu dan teknik penjualan yang sama. Belajar pada guru yang sama, tetapi menghasilkan hasil yang jauh berbeda. Hal ini disebabkan, salah satunya karena kondisi perasaan dari penjual itu berbeda.

Dalam perilaku ibadah, nilai (pahala) shalat yang ikhlas berbeda dengan perbuatan shalat yang tidak ikhlas. Sama-sama shalat, tapi dampak shalat yang dihasilkan jauh berbeda.  Misteri tentang perasaan ini banyak digunakan oleh pakar pengembangan diri untuk memberdayakan manusia.

Pepatah lama mengatakan :

“seperti di atas, begitu juga di bawah. Seperti di luar, begitu juga di dalam”

Kondisi diatas pohon yang segar dan berbuah lebat, hasil dari kondisi akar dibawah yang kuat dan bagus. Kondisi perilaku/penampilan manusia diluar berasal dari perilaku yang di dalam (perasaan). Apabila yang di dalam kondisi baik, maka tampilan/perilaku di luar akan baik, pun sebaliknya. 

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda :
“Dalam diri manusia ada segumpal daging, apabila baik maka seluruh tubuh akan baik. Namun, apabila segumpal daging itu rusak, maka seluruh tubuh itu akan rusak.Ketahuilah,  Itu adalah hati“  -Al Hadist-

Makna “hati” di atas adalah jantung (hati) yang mengontrol perasaan manusia. Biasanya, dalam teknik hypnosis (digunakan juga untuk pemberdayaan diri), untuk memasuki alam bawah sadar menggunakan teknik mengontrol jantung, dengan cara tarik napas panjang-hembuskan. Berulang. Teknik tersebut untuk membuat perasaan perasaan netral, setelah itu baru disugesti.

Banyak penelitian yang mengarahkan bahwa pusat kontrol perasaan adalah jantung. Pada saat deg-degan (perasaan takut), pacu jantung jadi lebih cepat. Napas tidak terkontrol, kepala panas, mata merah, kulit belang-belang dan rambut rontok (^_^ becanda!). Intinya, pada saat perasaan tidak menentu, pikiran dan kondisi tubuh ikut tidak menentu. Saat kondisi seperti itu, harus dinetralkan. Apabila tidak terkontrol, efek berganda lainnya akan datang. Orang lain jadi korban, terjadi kekerasan fisik dan lainnya.

Dibutuhkan ketrampilan menetralkan perasaan. Bagaimana caranya?

Praktik sederhana saat ada ketidakcocokan dengan pasangan (suami atau istri). Berdebat tentang hal penting (dan tidak penting) terkadang menimbulkan perasaan tidak nyaman. Ego muncul. Rasa ingin dihargai, diterima dan didengarkan menjadi lebih besar.

Saat kondisi tersebut terjadi, bagaimana menetralkan perasaan ?

Sebagai bagian dari alam, kita semua mengikuti hukum alam. Layaknya api apabila ketemu dengan api akan menjadi lebih besar, lebih membara.  Saat sama-sama sedang emosi, pertengkaran yang terjadi. Hal sederhana untuk menetralkan perasaan dengan berpindah tempat yang perasaan lebih netral. Pisah dari seseorang yang perasaanya sedang emosi juga. Sederhannya, pindah tempat. Cari tempat yang membuat perasaan menjadi lebih baik.

Dalam sebuah hadist, apabila kita sedang keadaan marah maka langkahnya adalah berdo’a perlindungan, berwudhu, duduk, diam, bersujud, tidur. 

Hal sederhana menetralkan perasaan dengan berpindah tempat, mencari tempat yang lebih netral dan melakukan tindakan yang membuat perasaan menjadi lebih baik. Apabila sudah netral, silahkan kembali ke pasangan (suami/istri) minta maaf. Tidak harus secara langsung, pelan-pelan saja. Bikin kue kecil, nge-teh atau ngajak sholat bareng ^_^.


0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.comnya.com.com